Monday, August 07, 2006

Senin 07 Agustus Siang

Sekarang waktu makan siang adalah waktu yang sangat aku tunggu-tunggu. Ada orang yang selalu aku rindu. Ada orang yang selalu aku ingin lihat. Ada orang yang selalu aku ingin perhatikan. Ada orang yang selalu mengisi mimpi-mimpiku. Ada orang yang tidak pernah lepas dari bayangkanku.

Aku beranjak ke kantin lantai empat. Sengaja aku datang lebih lambat siapa tahu aku bisa bertemu dengan nya di tengah perjalanan ke kantin karena yang kutahu dia selalu datang ke kantin lewat dari waktu istirahat.

Sampai aku dikantin ternyata dia belum datang. Lebih baik aku mengambil jatah makan siangku dulu siapa tahu dia kemudian datang dan aku bisa berdekatan dengan dia. Tapi setelah aku duduk pun dia belum datang. Ketika aku mengambil air minum baru dia datang dengan teman laki-lakinya yang kemarin.

Aku lihat dia tapi dia sepertinya tidak melihat ke arahku. Ah....kangen sekali aku. Tapi sepertinya dia tidak merasakan yang aku rasakan. Dia hanya melihat kedepan. Aku tadinya berharap dia melihat ke arahku dan tersenyum. Tapi apa daya itu semua tidak terjadi.

Aku sudah mulai menyantap makan siangku sementara aku lihat dia sedang mempersiapkan makan siangnya. Dia duduk di depan sebelah kiriku berdua dengan teman laki-lakinya.

Huh...ingin sekali rasanya aku mendekati dia dan berbincang dengannya. Tapi tidak mungkin.... selain ada teman laki-lakinya juga banyak teman sekantorku yag sedang makan. Bisa heboh nanti kalau mereka tahu aku sedang mendekati cewek kantor lantai dua.

Akhirnya sampai makan siang selesaipun aku hanya bisa melihat dia dari belakang atau dari samping kanan dia.

Akhirnya dia beranjak pergi setelah makan siang nya selesai. Dia pergi sendiri sementara teman-temnanya sedang berbincang dengan orang lain. Aku perhatikan dia dari mulai berdiri dari tempat duduknya, berjalan ke arah tangga dan kemudian menghilang di balik pintu keluar kantin.

Ingin aku mengikutinya. Tapi ah...... aku terlalu serba takut untuk melakukannya. Padahal kemarin saja sewaktu aku berkenalan dengan dia tidak terjadi apa-apa. Malah yang aku dapat senyum manisanya. Tadinya aku sangka dia akan bersikap acuh tak acuh kepadaku tapi kenyataannya yang terjadi sebaliknya malah dia melayani pertanyaanku dengan ramah.

Kenapa aku tidak bisa melupakan dia. Kenapa bisa begitu besar hasratku kepadanya. Jawabannya belum aku dapatkan sampai sekarang. Tapi sangat mungkin jawabannya aku dapatkan setelah aku bisa dekat dengan dia, berbincang dengan dia, mengenal dia lebih dekat. Tapi akankah semua itu segera terwujud?

Elisa.... aku ingin dekat denganmu. Apakah kau bisa mendengarku?

0 comments: