Tuesday, August 22, 2006

Selasa 22 Agustus 2006 Sore

Sore hari aku sedang melakukan pengecekan barang yang akan naik ke truk angkutan. Sudah jam lima sore nih. Kok dia belum muncul ya. Biasanya jam lima lewat dia sudah muncul dari dalam lift. Sibuk barangkali ya. Soalnya hari ini kan pertama kerja setelah libur hampir satu minggu. Setelah lewat lima belas menit pun dia belum kelihatan juga.

Aku tanya temanku. Hyundai sudah turun belum. Temanku bilang katanya belum. Kemana dia ya...

Akhirnya aku keluar menuju ke tempat parkir karena disana biasanya aku bisa melihat dia. Tapi kok banyak orang ya? Semua sedang memperhatikan pengecekan barang. Wah kalau aku hampiri dia di sini bisa runyam urusannya.

Aku nantikan dia dengan sabar. Akhirnya yang kutungu-tunggu datang juga. Memakai kemeja pink dan celana hitam. Aku lihat jam sudah menunjukkan setengah enam. Sibuk banget dia kali ya sampai pulang telat.

Oh.... Elisa, kamu selalu telihat cantik dan menarik di mataku. Selalu aku rindukan kehadiranmu. Dia berjalan pelan di depanku. Aduh kenapa hati ini berdebar tak menentu? Ingin rasanya aku menghampirinya. Tapi tidak mungkin. Banyak orang. Bisa jadi bahan pembicaraan nanti. Dia berjalan menuju ke arah hyundai. Tapi karena hyundainya terhalang truk pengiriman dia kembali lagi ke pos satpam. Dia berjalan lagi di depanku. Aku lihat dia. Aku lihat mukanya. Selalu menyunggingkan senyum. Tidak pernah terlihat raut muka judes. Raut mukanya selalu telihat cerah ceria. Aku tidak bisa melupakan dia. Aku lihat dia sampai ke tempat satpam. Mungkin dia juga merasa kalau aku memperhatikan dia. Tapi dia tidak melirik ke arahku.

Ternyata dia meminta ke satpam supaya dibukakan pintu keluar yang satunya lagi karena kalau dia keluar ke pintu depan terhalang oleh truk pengiriman. Yah nggak bisa lihat dia dong. Ketika dia berjalan kembali ke arah mobilnya temanku yang lain batuk-batuk tak karuan. mungkin dia berusaha menggoda sambil melirik ke arahku. Aku hanya tersenyum saja melihat tingkahnya.

Elisa sempat melirik ke arahnya tapi hanya sekilas kemudian berjalan lagi ke arah hyundainya. Huh aku semalin tak tahan dibuatnya. Ingin rasanya mengikutinya. Duduk di sampingnya dan kemudian pergi bersamanya kemana saja. Tapi masa cowok di supirin sama cewek. Kan gak pantes. Kalau dia mau sih aku juga bisa jadi supirnya. Aku rela nganter dia kemana saja. Asal selalu berdua deh. Husss..... Kejauhan ngelamunya hehehe.

Aku lihat dia keluar lewat pintu yang sudah dibuka satpam. Ahhh terasa ada yang mengiris kalbu. Entah kenapa rindu ini tidak pernah pudar. Aku jadi semakin bersemangat untuk menghubungi dia malam nanti. Aku ingin bicara banyak sama dia. Bicara apa saja. Yang penting bisa mendengar suaranya dan bisa berlama-lama ngobrol sama dia. Dalam hati aku berkata, Hati-hati di jalan ya, jangan ngebut. Ingin aku mengucap kata sayang. Tapi rasanya belum pantas. Aku belum mengetahui isi hatinya. Aku belum mengetahui perasaannya kepadaku. Bagaimana kalau bertepuk sebelah tangan.

Akhirnya aku berkonsentrasi kembali kepada pekerjaanku. Setelah lewat maghib baru semua barang selesai di naikkan ke atas truk. Selesai sudah pekerjaanku. Aku teringat dia kembali. Kira-kira sudah sampai belum ya ke rumahnya? Aku ingin segera mendengar suaranya. Tapi takut dia belum sampai ke rumah. Soalnya aku dengar tadi dari sopir yang akan berangkat kalau daerah Yos Sudarso macet total. Daerah itu adalah akses ke Kelapa gading tujuan dia pulang. Wah kena macet gak yah dia. Aku berdoa dalam hati semoga saja dia tidak terjebak kemacetan di jalan. Jadi aku bisa segera menghubunginya.

Waktu sudah menunjukkan jam tujuh malam. Aku rasa sudah waktunya untuk menelepon dia. Ingin segera mendengar suaranya. Mengetahui keadaanya. Kena macet apa tidak. Sudah makan apa belum. Dan masih setumpuk pertanyaan yang bisa aku jadikan awal percakapanku dengan dia.

Aku angkat gagang telepon. Aku pencet nomor HP yang sudah aku hafal nomornya. Soalnya nomor HP nya tergolong nomor cantik, secantik orangnya. Terdengar nada sambung. aku menunggu dengan sabar. sudah sepuluh detik lewat. HP nya tidak di angkat. Aku tutup telepon. aku coba sekali lagi. Terdengar lagi nada sambung. Tunggu punya tunggu HP nya tidak di angkat. Akhirnya aku tutup telepon dengan perasaan kecewa. Tidak terlalu kecewa juga sih. Lain kali bisa aku coba lagi. Masih banyak waktu dan kesempatan. Aku sudah mengetahuin nomor HP nya. Tinggal pencet nomor, langsung nyambung. Sebetulnya aku ingin mencoba sekali lagi. Tapi temanku sudah mengajak aku pulang sama-sama. Ya sudahlah mungkin besok aku coba lagi untuk menelepon dia.

Di perjalanan aku coba untuk sms ke HP nya. Aku putar otak. Sebaiknya sms aku isinya apa ya? Aku coba kata ini dan itu. Bukan apa-apa, takut ada kata yang salah. aku takut menyinggung perasaannya. Akhirnya aku selesai. Walaupun singkat dan kurang bermakna akhirnya aku kirimkan juga sms tersebut. Seperti ini isinya:

Hai Elisa... Aku tadi tlp kamu. Masih di jalan? Kena macet? Hati2 di jalan ya. Jgn lupa makan. Sampe ktmu besok.

Singkat sekali sms ku. Padahal masih banyak yang ingin aku utarakan. Belum mewakili semua perasaanku kepadanya. Tapi biarlah. Semoga saja dia tahu akan perasaanku kepadanya.

Semoga.

0 comments: