Wednesday, August 30, 2006

Rabu 30 Agustus 2006

Malas sekali hari ini. Aku malas melakukan pekerjaan rutin ini. Ingin segera bertemu dengan Lisa. Aku sedang memikirkan cara bagaimana supaya dia bisa di ajak makan. Bagaimana cara mengajaknya. Takutnya aku salah bicara. Kapan kira-kira ya mengajaknya. Kalau aku berencana mengajaknya makan hari jumat berarti aku harus sekarang-sekarang bicara padanya supaya dia tidak kaget.
 
Ah....Lisa.....Lisa...... Aku kangen berat sama kamu.
 
Bagaimana ya kalau pas makan siang ini aku bicara. Sekalian aku ingin menanyakan kenapa teleponku tidak pernah di jawab sama dia. Sopan gak ya kira-kira aku bicara begitu. Ah terlalu banyak pikiran. Suka tidak sukses. Pokoknya bagaimana nanti sajalah. Yang penting kamu bicara dulu. Perkara jawabannya enak dan gak enak itu bagaimana nanti. Yang penting sudah dilaksanakan. Mau jawabannya enak ataupun tidak enak  ya terima saja apa adanya. Jadi kamu gak penasaran lagi. Benar juga ya kata hatiku. Yang jelas aku harus bicara dulu perkara jawabannya manis atau pahit itu  tergantung dia.
 
Tadi pagi aku lihat dia datang seperti biasa. Jam delapan lewat sepuluh aku lihat hyundainya lewat. Aku menunggunya di depan kantor gudang. Aku lihat dia memakai atasan warna biru atau abu-abu ya, bawahannya memakai rok warna hitam sampai kelutut. Dua-duanya terbuat dari bahan kasos sepertinya. Terlihat betisnya yang putih mulus. Aduh..... aku makin terlena dibuatnya. Tambah cantik saja dia.
 
Aku lihat dia masuk ke ruangan lift. Aku kangen banget sama kamu Lisa...... Aku lihat dia sampai masuk ke ruangan kaca di depan lift. Sedetik kemudian dia juga melihat ke arahku dari dalam kaca. Hehehe aku jadi malu. Cepat-cepat aku masuk ke ruangan kantorku. Padahal kenapa mesti malu ya. Kan memang itu yang kamu mau. Kamu bisa melihat dia dan dia pun bisa melihat kamu. Tapi ah... hati ini jadi nggak enak. Ketahuan kalau aku setiap pagi memperhatikan dia. Ketahuan setiap pagi aku melihat dia. Ketahuan setiap pagi menunggunya.
 
Siang harinya aku bertemu dia lagi di kantin atas. Ternyata dia memakai atasan warna abu-abu. Agak sedikit transparan hehehe. Aduh Lisa kenapa aku selalu merindukanmu....
 
Aku mengambil jatah makan siangku. Dia juga rupanya ada di belakangku sedang mengantri untuk mengambil makan siangnya. Aku melihat kepadanya. Dia sedang di depan meja. Ketika aku sedang mengambil jeruk sepertinya dia melihat kepadaku. Aku bisa melihatnya dari sudut mataku. Tapi sayang aku tidak beradu pandang dengan dia soalnya aku sedang sibuk memilih jeruk.
 
Aku lihat dia duduk di sebelah kanan depanku. Aku sedikit leluasa untuk terus memperhatikannya. Aku bisa dengan jelas melihat gerak-geriknya. Aku kangen kamu Lisa. Sambil menghabiskan makan aku terus melirik ke arah dia. Sampai makan ku selesai dan aku pergi ke mushola untuk sholat.
 
Sehabis sholat aku pikir-pikir mending sekarang saja aku bicara sama dia. Biarlah, yang terjadi terjadilah. Aku berjalan kembali memasuki ruangan kantin. Aku berharap semoga dia belum turun ke lantai dua. Aku memasuki pintu kantin dan aku lihat dia sedang berdiri berbicara dengan teman sekantornya. aku melihat ke arah dia. Dia pun melihat ke arahku. Aku melihat matanya. Ah.... aku ingin berenang di matanya. Aku ingin mengarunginya. Ingin beredam di dalamnya. Sepertinya aku menemukan kedamaian di dalamnya.
 
Aku berjalan menuruni tangga menuju ke pintu lift. Meninggalkan tatapan matanya. Tadinya aku pikir dia sedang sendiri jadi aku bisa menghampirinya. Aku berpikir untuk menunggu saja di depan lift. Aku ingin berbicara dengan dia. Sekarang juga. Aku menunggunya cukup lama di depan lift. Orang ada yang keluar masuk dari dalam lift. Melihat aneh kepadaku. Aku hanya berdiri saja di depan lift. Akhirnya langkah yang aku kenal terdengar. Langkahnya semain dekat. Akhirnya terlihat sosoknya muncul dari arah tangga. Aku memberanikan diri menyapanya.
 
"Hai Lisa....". Sapaku
"Hai...........". Dia berkata begitu sambil tersenyum. Tapi dia berjalan terus menuju ke bawah.
"Aku telepon kamu kok gak pernah di angkat?". Aku memberanikan diri bertanya.
"Hmmmm....". Dia menjawab gak jelas
"Aku telepon kamu kok gak pernah di angkat?". Aku mengulangi pertanyaanku.
"Apa...........". Dia menjawab masih tidak jelas karena dia menjawab sambil melangkah menuruni tangga.
"Aku telepon kamu kok gak pernah di angkat?".  Aku kembali mengulangi pertanyaanku sambil mengejarnya ke bawah hampir menuju ke lantai dua.
"Iya lagi sibuk....". Itu jawaban terakhir yang keluar dari mulutnya sebelum dia menghilang di balik tangga menuju ke lantai dua.
"Oooo". Hanya itu yang bisa aku ucapkan.
 
Aku kesel banget. Cara apa lagi yang harus aku pakai untuk bisa mendekatinya. Tapi aku jadi semakin penasaran. Ingin tahu sebenarnya apa yang sedang dia mainkan. Apakah memang dia tidak suka kepadaku. Atau memang dia masih belum bisa menerimaku. Ah tak tahulah, yang jelas aku harus bisa menemukan jawaban dari pertanyaan ini semua. Jawabannya harus hari ini juga. Akan aku tunggu dia di tempat parkir sore ini.
 
Awas kau Lisa..... Aku akan menaklukan hatimu. Aku akan buat kau bertekuk lutut di hadapanku. Aku akan mengambil hatimu seperti kau telah mengambil hatiku.
 
***

0 comments: