Friday, August 25, 2006

Jumat 25 Agustus 2006

Ini sakit belum kunjung sembuh juga. Malah sepertinya betah berada di tubuhku. Mungkin karena aku juga yang kurang istirahat. Aku datang ke kantor kepagian hari ini. Dari kemarin rute angkutan ke kantor yang dari arah Sunter Podomoro mogok. Entah apa penyebabnya. Jadi supaya tidak kesiangan dan kena macet aku berusaha datang ke kantor sepagi mungkin. Kabarnya karena sedang ada pembangunan jalur busway untuk koridor empat sampai enam, terjadi kemacetan dimana-mana dan menjalar ke seluruh antero ibu kota.
 
Seperti biasa pagi-pagi aku sudah duduk di kursi depan ruang satpam. Aku ingin menunggu dia datang. Menyambutnya dengan tatapan rindu. Menyambutnya dengan senyuman mesra. Tapi sepertinya aku harus menahan keinginan itu. Selain memang dia datang selalu di atas jam delapan, aku juga harus sudah masuk kantor jam delapan tepat. Tapi aku harus mencari cara untuk dapat sekedar melihat dia datang. Aku kangen sekali.
 
Jam delapan lewat lima aku masih bisa duduk di depan kantorku. Tetapi setelah itu aku harus mencari cara lain agar bisa tetap berada di luar ruanganku. Soalnya karyawan yang lain sudah mulai melakukan aktivitas keseharian mereka. Akhirnya aku cari-acri alasan lain sambil masuk kedalam gudang. Ketika aku masuk ke gudang sekilas aku melihat hyundai nya datang. Hmmm itu dia yang aku tunggu sudah datang. Dia pasti memarkirkan kendaraan dulu. Butuh beberapa saat lagi nih sebelum aku bisa melihat dia.
 
Aku tunggu beberapa saat didepan pintu gerbang gudang. Akhirnya yang aku nantikan datang juga. Dia berjalan agak cepat menuju ke ruang lift. Memakai atasan kemeja warna putih polos dan bawahan selana warna krem. Cantik sekali. Ada yang berbeda hari ini!!! Oh rambutnya yang biasa tergerai dia ikat. Semakin menambah kecantikan wajahnya. Garis-garis wajahnya jadi terlihat lebih jelas. Walaupun aku melihat dari jarak yang tidak terlalu dekat, aku bisa dengan jelas melihat wajahnya.
 
Aku menatap terus ke arahnya mulai dia berjalan. Ah rindu ini tak pernah pudar. Selalu meletup-letupkan keinginan untuk selalu memperhatikannya. Dia juga melihat ke arahku. Dan sepertinya tidak melihat sejurus saja seperti biasa melainkan memang sengaja menatapku langsung. Aku lihat dia menatapku terus sempai dia masuk ke ruang lift. Dia menatapku terus sambil membetulkan letak rambutnya yang diikat. Aku tidak berusaha tersenyum karena jarak anatar aku dan dia terlalu jauh. Nanti dikiranya aku ke-geer-an.
 
Aku yakin dia juga sedang memperhatikanku. Aku bisa melihat jelas dari tatapan matanya. Sorot matanya menyiratkan lain. Biasanya dia hanya menatap sejurus saja. Tapi pagi ini aku menangkap sejuta makna dari tatapannya. Aku sebernarnya ingin berlama-lama diluar dambil menatapnya. Tapi karena aku malihat dia sambil berjalan yah terpaksa pertunjukkan ini harus berakhir. Aku kemudian masuk ke ruang kerjaku. Sementara dia masih berdiri di depan lift. Aku yakin dalam hatinya dia juga sedang memikirkan aku(ge er ya), atau minimal dia jadi tahu, oh ternyata ruangan kerjanya disana, oh jadi dia kerja di gudang, jadi begini, jadi begitu, mungkin itu yang ada di benaknya. Semoga saja.
 
Hari ini hari jumat. Aku tidak akan bertemu dia waktu makan siang nanti. Aku akan berangkat sholat jumat. Jadi makan siangku agak telat hari ini. Padahal aku sangat ingin melihat dia kembali. Kangen banget.
 
Atau aku telepon dia saja? Tapi kalau dari kantor kemarin juga tidak dia angkat. Aku sekarang sudah tahu alasannya. Karena Kantorku menggunakan hunting system, jadi nomor yang keluar pasti berganti-ganti secara acak. Mungkin itu yang menjadi penyebab kenapa dia tidak mau mengangkat HP nya. Aku sudah punya rencana untuk membeli HP lagi saja. Aku akan memakai nomor Mentari seperti yang dia pakai sekarang jadi bisa bertelepon dengan dia bebas. Tidak seperti sekarang aku menggunakan nomor XL. Pulsaku akan tersedot habis apabila menghubungi nomor Mentari.
 
Yah harus usaha sedikit. Berkorban sedikit lah. Demi dia. Demi rasa rinduku. Demi rasa sayangku. Demi.... ya pokoknya demi semuanya deh.
 
Demikian...
 
 

0 comments: