Monday, September 04, 2006

Sabtu 02 September 2006

Sebenarnya aku malas ngeblog hari ini. Pikiranku benar-benar terfokus kepadanya. Hampir saja hari kamis kemarin aku lupa dengan tugas bulanan ku untuk pergi ke bank. Mengambil uang dan transfer sana-sini.
 
Hari itu aku sengaja pergi ke bank sebelum makan siang. Supaya aku bisa berbincang dengannya. Biasanya dia suka duduk sendirian setelah makan siang. jadi agak leluasa. Aku datang dari bank sekitar jam setengah satu. Biasanya dia sudah selesai makan di kantin atas. Aku segera menuju ke lantai empat untuk makan. Aku segera mengambil jatah makan siangku. Aku putar mata sekeliling. Aku tidak menemukan sosoknya. Akhirnya aku duduk di pojok yang bisa melihat keseluruh ruangan. Sambil menyuap nasi aku terus melihat sekeliling mencari-cara dimanakah gerangan dirinya. Lama aku mencari dan ternyata dia duduk agak di bagian luar dan menghadap keluar kantin terhalang oleh beberapa orang temannya. Dia memakai atasan kemeja warna biru muda dan terlihat sedang tertawa bercanda dengan teman-temannya. Lisa...... aku kangen kamu.
 
Aku sudah menyelesaikan makan siangku. Dia juga sepertinya sudah selesai. Satu persatu temannya juga selesai makan dan mulai beranjak dari kursinya masing-masing. Tinggal Dia seoarang yang masih duduk. Apakah dia menungguku? Menunggu orang yang memberikan dia sekuntum mawar putih? Ah geer kamu. Siapa tahu dia sedang menunggu telepon atau memang lagi santai saja. Aku akan mendekatinya. Tapi ah.... dia beranjak dari tempat duduknya setelah menerima telepon di HP nya. Sebelum beranjak dia memandang sekeliling. Seperti ada yang sedang di cari. Mungkinkah aku? Akhirnya matanya menemukan aku. Dia melihat sebentar dan kemudian berjalan menuju ke arah tangga sambil tetap berbicara di HP nya. Yeee kenapa nggak di kejar. Tapi dia kan sedang bicara di HP. Nggak enak ah nanti nanya ini itu. Ya sudah dia turun ke bawah dan aku hanya bisa bengong menatap tubuhnya yang lewat di depanku.
 
Akhirnya aku bergegas ke mushola untuk sholat. Selesai sholat aku langsung turun ke lantai dasar menuju kantorku. Waktu sudah menunjukkan jam satu kurang sepuluh menit. Bisa nggak ya aku menelepon dia. Aku coba menghubungi lewat HP ku. Dua kali nada panggil. dua kali aku pijit nomor yang sama. Tidak diangkat. Ya sudahlah mungkin nanti sore kesempatan untukku datang. Kita lihat saja.
 
***
 
Sore harinya aku benar-benar menunggu dia di depan lift. Di depan ruangan kaca. Aku ingin bicara kepadanya. Walaupun banyak teman-temannya aku tidak perduli. Yang penting bicara dulu. Lama aku menunggu sampai lemas kakiku. Akhirnya jam lima lewat duapuluh dia turun. Tapi ya ampun temannya banyak banget yang jalan bareng sama dia. Ada sekitar empat orang. Cewek semua. Bagaimana ini? Apa aku harus bicara juga. Sedangkan aku lihat gerak-geriknya seperti tidak mau berjalan sendiri. Apa dia takut kepadaku? Aku kan bukan macan, aku jinak kok, nggak gigit hehehe. Seperti tadi juga sewaktu keluar dari lift yang pertama terlihat adalah teman-teman kerjanya. Dia ada di belakang. Dan aku lihat sepertinya dia menunggu dulu teman-temannya keluar. Setelah teman-temannya keluar dan memanggil dia, baru kelihatan dia keluar dari dalam lift. Dan langsung memeluk lengan temannya seperti tidak mau berjalan sendiri. Aku jadi nggak enak untuk bicara kepadanya. Aku hanya bisa berjalan dibelakangnya. Setelah berada di depan pos satpam baru dia melepaskan pelukan tangan temannya. Dia mengambil kunci mobil yang di titipkan di satpam. kesempatan ku nih. Aku langsung mendekatinya dan berbicara.
 
"Lisa.... tadi pagi sudah terima...?". Aku mencoba bertanya. Sengaja aku tidak menyebutkan sesuatu yang aku tinggalkan di mejanya tadi pagi. Banyak orang. Malu kalau nanti mereka mendengar aku memberinya bunga.
 
"Sudah......". Dia menjawab singkat dan segera berlalu dari hadapanku. Dia langsung menuju temannya yang tadi dan dengan segera memeluk lengan temannya tersebut setengah menyeret menuju ke arah hyundainya. Temannya juga agak sedikit heran dengan kelakuannya. Dia seperti berkata ada apa. Tapi aku tidak sempat mendengar karena jaraknya cukup jauh.
 
Lisa sayang.... kenapa sih kamu? Apa kamu jengah melihatku? Takut kalau aku memaksa? Padahal itu juga kalau kamu mau dan ada waktu. aku tidak akan memaksa seandainya kamu tidak mau. Aku jadi gemas di buatnya. Semakin penasaran saja kepadanya. Aku akhirnya duduk di depan pos satpam. Tak lama kemudian hyundainya lewat. Aku melihat dia. Menatap matanya. Dia hanya melihat lurus kedepan. Ingin aku mengejarnya, mencegatnya di jalan. Tapi ya sudahlah. Aku akan sabar menunggu. Kalau memang dia belum membuka hatinya. Aku akan setia menunggu.
 
Akhirnya aku pulang ke tempat kost dengan tubuh lunglai. Tapi aku benar-benar penasaran. Gemas hatiku. Geregetan. Aku akan terus mengejar kamu Lisa. Sampai kapanpun. Aku rasa ini sudah menjadi sebuah obsesi. Sebuah target. Sebuah cita-cita. Sebuah tujuan. Untuk bisa mendapatkannya. Menaklukan hatinya.
 
***
 
Hari jumat aku bertemu dia sewaktu dia baru datang. Aku melihatnya memakai kemeja lengan panjang bergaris merah. Dia hanya menatapku sekilas. Kemudian masuk ke ruangan lift. Aku memanggil namanya tapi tidak terlalu keras sehingg kurang terdengar. Dan aku juga tidak berniat untuk memanggilnya. Hanya sedikit bergumam saja. Biarlah yang penting bungaku sudah sampai kepadanya.
 
Siang harinya aku tidak bisa melihat dia di ruang kantin karena memang aku sholat jumat dulu sehingga aku agak siang masuk ke ruang kantin. Suasana di kantin sudah lengang dan akhirnya aku makan seperti biasa. Bersama dengan teman-teman kantorku.
 
Sore harinya aku sudah bersiap-siap untuk pulang. Jam lima lewat aku pulang hari ini. Hmmm dia juga jam lima lewat pulangnya. Tapi aku tidak berniat menemuinya hari ini. Yang terjadi-terjadilah. Lebih baik aku pulang saja dan kalau memang aku harus menunggu, aku akan menunggunya. Aku akhirnya pulang dengan temanku naik motor. Sambil menunggu temanku yang menuju tempat parkir aku duduk di depan pos satpam. Biasanya dia mengambil kunci yang dititipkan di satpam. Tapi aku lihat hyundainya bergerak. Oh ternyata sedang di pindahkan oleh sopir. Aku melihat dia datang dari ruangan lift. Langsung menuju ke hyundainya tanpa melihat kiri-kanan. Aku menatap tubuhnya yang masuk ke dalam mobil. Ah.... selalu aku rindukan kamu Lisa. Kenapa ya aku suka kamu? Ah pertanyaan bodoh. Seperti bertanya kenapa air mengalir, kenapa angin berhembus, dan sejuta pertanyaan bodoh lainnya.  Dia memarkirkan hyundanya ke arah pintu lift untuk memutar mobilnya. Dari posisi ini aku bisa dengan jelas melihat mukanya.Melihat sosoknya. Mobilnya pun melaju ke arah luar. Aku lihat mukanya. Aku lihat matanya. Selalu memancarkan kecerah-ceriaan. Aku mencoba tersenyum dan bergumam. 'pulang ya...' sebuah gumaman yang tidak mungkin dia dengar. Tapi dia bisa membaca gerakan bibirku. Aku menatap matanya. Dia juga menatap mataku. Mata kami saling bertemu untuk beberapa saat. Aku tidak tahu apakah dia juga mencoba tersenyum atau tidak. Tapi aku lihat air mukanya menunjukkan senyuman. Hyundainya akhirnya lewat didepanku dan berlalu. Ya sudahlah aku juga tidak berniat menemuinya hari ini. Takut kalau dia masih kaget dengan bunga yang aku kirim. Temanku juga sedang menuju kearahku. Akhirnya aku pulang dibonceng naik sepeda motor.
 
Sampai ditempat kost aku langsung tiduran dan menerawang ke sana kemari. Mengingat apa yang telah aku lakukan. Apakah bunga yang aku berikan berkenan di hatinya? apakah ajakanku untuk makan malam terlalu dini? Menurut temanku apabila sudah ada ajakan makan malam biasanya cewek merasa takut. Takut terjadi sesuatu setelah makan malam tersebut. Padahal aku tidak memikirkan sejauh itu. Aku hanya ingin mengajaknya makan dan ngobrol saja. That's it!! itu saja, lain tidak. Aku juga belum tahu tanggapannya atas bunga yang aku berikan dan atas undangan makan malam yang aku ajukan.
 
Setelah aku pikir-pikir akhirnya aku mencoba untuk meluruskan apa yang telah terjadi kemarin. Aku coba untuk mengetikkan beberapa kata di sms ku padanya.
 
Lisa... Maafkan aku kalau bunga yang aku beri kemarin mengganggu dan tidak berkenan dihatimu. Dan ajakanku untuk makan malam lupakan saja. Aku hanya ingin mengajakmu jalan dan makan, itu saja. Aku juga minta maaf sudah mengganggu hari-harimu. Tapi aku bersedia menunggu dan akan menunggu kamu.
 
Yang tadinya sedikit kok sms ku jadinya panjang banget. aku kirim sms tersebut ke nomornya. Ada jawaban bahwa sms tersebut sudah di terima. Biarlah dia mau membaca atau tidak itu urusannya. aku sudah tenang sekarang. Akhirnya aku tertidur pulas karena kecapean  banget.
 
***

0 comments: