Saturday, September 16, 2006

Sabtu 16 September 2006

Elisa..... apa sih yang engkau takutkan dari diriku? Aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat. Jumat kemarin aku ketemu kamu lagi di kantin lantai empat. Masih terlihat cantik seperti biasa.
 
Tapi ada yang tidak biasa. Selesai aku sholat jumat biasanya tidak ada karyawan lantai dua yang masih makan di kantin. Ternyata kamu masih ada di sana. Kamu sedang makan. Apakah kamu membiarkan diriku melihatmu lagi? Membiarkan diriku terluka lagi? Membiarkan diriku sakit memandangmu? Aku tahu kamu tidak salah. Bukan kamu yang memberikan rasa ini. Hanya saja semakin kamu diam semakin aku rasa luka ini. Lisa...Lisa.... aku tidak habis pikir. Kenapa aku rindu sama kamu. Padahal bicarapun hanya satu atau dua patah kata saja denganmu. Benar-benar mengherankan. Adakah sesuatu dari dirimu yang tidak bisa aku lupakan? Adakah sesuatu dari dirimu yang membuatku selalu ingat kepadamu? Aku sendiri tidak tahu mengapa. Tolong jelaskan kepadaku apa itu.
 
Sekarang kamu seperti merpati. Aku lihat dari kejauhan kamu diam. Tetapi ketika aku dekati kamu menjauh. Membuatku semakin penasaran. Coba kamu bilang kalau kamu tidak suka kepadaku. Aku akan berhenti mendekatimu. Aku akan berhenti menyukaimu. Aku akan berhenti merindukanmu. Aku akan berhenti menulis blog ini. Akan aku tutup blogku ini. Apakah harus aku beritahukan alamat blog ku ini? Ah... rasanya tidak pantas aku melakukannya. Kalau dia tidak suka bisa dimaki-maki aku nanti. Tapi at least say something. Jangan diam kayak patung kalau aku tanya. Jangan lari kalau aku sapa. Sedingin itukah dirimu? Sebeku itukah hatimu? Dengan apa aku harus mencairkannya? Dengan api asmaraku? Bagaimana mungkin. Sedang menyalakannya saja kamu tidak mau. Aku tidak punya pemantiknya. Pemantiknya kamu yang memegang. Begitu pemantiknya kamu nyalakan, api asmaraku akan berkobar dan hatimupun akan mencair.
 
Pokoknya sebelum ramadhan tiba aku harus sudah bisa berbicara lagi dengan nya.
 
Elisa.... semoga saja hatimu tidak sedingin yang aku kira.

0 comments: